Sembuh Dari Covid-19, Stenly Ladee Menikah dan Buka Usaha



Sulawesi Hebat – Mengisi waktu pada masa-masa perawatan sebagai pasien Covid-19 dijadikan momen untuk instrospeksi diri bagi Stenly Ladee. Selama 43 hari dirawat di Rumah Sakit Daerah Madani Kota Palu, Stenly Ladee sempat khawatir, jika keluar nanti mendapat penolakan dari masyarakat karena adanya stigma sebagai penderita Covid-19.

Namun, apa yang dia khawatirkan, ternyata tidak menjadi kenyataan. Pasca dinyatakan negatif Covid-19, dan diizinkan keluar dari rumah sakit pada tanggal 5 Juni 2020, Stenly menjalani kehidupan baru seperti biasanya. Dia kemudian memutuskan untuk menikahi kekasih hatinya Sri Devi Hamenda di GPdI Filadelfia Bo’e pada tanggal 21 Juni 2020  atau 16 hari sejak dinyatakan sembuh dari Covid-19.

 
“Saya di swab test selama lima kali. Tiga  kali dinyatakan positif dan dua kali negatif. Kemudian pada akhirnya saya bisa pulang,”tutur Stenly saat dihubungi Sulteng Raya, Kamis (29/10/2020). 

“Kehidupan saya setelah sembuh dari Covid-19 masih normal, masih bisa lanjutkan hidup seperti biasa. Awalnya sempat khawatir, orang-orang sekitar menolak eks pasien Covid-19. Tetapi mereka terima saya bahkan mereka tanya-tanya pengalaman saya selama di rumah sakit,”jelasnya.



Menurut Stenly, saat keluar dari Rumah Sakit, masyarakat justru  banyak bertanya-tanya soal pengalaman saat masih menjadi pasien Covid-19, hal itu wajar karena di kampug halamannya di Desa Pendolo, Kecamatan Pamona Selatan, Kabupaten Poso, belum ada kasus Covid-19.

“Jadi secara tidak langsung, saya juga mengedukasi mereka soal Covid-19,”ujarnya.

Selain memutuskan untuk menikah, pasca dirawat di Rumah Sakit Madani,  Stenly juga memutuskan untuk buka usaha barbershop di kampungnya. Awalnya, dia lagi-lagi takut, jika tidak ada pelanggan.


“Tapi sekali lagi, ini tidak sesuai yang saya pikirkan. Orang-orang selalu open dan terima saya apa adanya, meski mereka tahu saya pernah jadi pasien Covid-19,”jelasnya.

Stenly berpesan kepada masyarakat agar tidak perlu terlalu takut secara berlebihan dengan Covid-19, tetapi belajarlah menjalani kehidupan dan beraktivitas dengan kebiasaan new normal, mematuhi protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah serta menjaga pola hidup bersih dan hidup sehat.


“Sementara,  saran untuk teman-teman yang saat ini sedang menjalani perawatan, harus jaga imun dan mood. Harus optimis untuk sembuh, dengan adanya harapan untuk sembuh, itu sangat membantu proses kesembuhan,”katanya.

Dia kemudian menceritakan, ketika menjalani perawatan dirinya selalu menjaga optimisme untuk sembuh. Bahkan telah membuat sejumlah daftar kegiatan yang akan dilakukan jika keluar dari rumah sakit.

“Saya punya target dan tiap malam saya berdoa, keluar dari Rumah sakit akan memiliki kehidupan yang baru. Dan saat dirawat, saya sudah persiapkan mental saya untuk ditolak oleh orang-orang. Saat dirawat juga merupakan momen bagi saya untuk instrospeksi diri agar lebih baik lagi kedepannya. Karena pada saat menejalani perawatan, disitu adalah saat saya mengalami kesendirian. Saya ambil sisi positifnya, kehidupan spiritual saya makin ditambahkan. Saya Kristen, dan saya terus berdoa dan membaca Alkitab, sehingga terus ada harapan dan itu membantu menguatkan imun,”urai Stenly.

Kepada Sulteng Raya, Stenly juga menceritakan pertama kali terinfeksi Covid-19 karena terpapar dari pacar yang sekarang jadi istrinya.


“Dia pernah kontak langsung dengan orang yang pernah keluar daerah. Setelah pertemuan dan kontak langsung itu, dia sakit, panas naik turun dan batuk-batuk. Setelah satu minggu dirawat di RS Undata, keluar hasil Swab dari Makassar saat itu. Hasilnya positif Covid-19. Maka dicarilah orang-orang yang penah kontak dengan pacar saya, termasuk saya yang menjaganya saat sakit. Pada saat itulah, saya dijemput oleh Ambulance dari Rumah Sakit Madani,”tutur Stenly.

Dia juga menceritakan, selama dirawat di rumah sakit madani. Pelayanan di rumah sakit itu terbilang baik, dari segi makanan dari pelayanan dari tim medis. Bahkan saat itu, Direktur RS Madani, dr. Nirwansyah Parampasi terjun langsung bersama timnya melakukan pelayanan terbaik kepada Pasien-19. Pelayanan itulah yang membuat dirinya betah dan merasa tidak tertekan.

“Kita harus tetap optimis pandemi ini akan segera berakhir. Patuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,”pesan Stenly. WAN 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alasan Pria Menangis Karena Wanita

Ini Dia Budaya Unik “Padungku” di Poso

Kabupaten tertua di Sulaewesi Tengah