Dia Memanggilku Eten

 





SULAWESI HEBAT - Sebenarnya saya bingung mau mulai dari mana cerita ini namun dengan sedikit bantuan lagu dero rekamannya yang tak sengaja ku temukan lewat chanel youtube masyarakat Poso.

Lumayanlah cukup membantu untuk inspirasi memulai awal tulisan kali ini..
Nama saya Stenlly namun wanita inspirasi yang saya akan ceritakan kali ini nemanggil ku Eten dengan akrab.

Pada Suatu malam saat penulis hendak keluar malam seperti biasa, nongkrong sama teman hingga larut malam.
 
Tak seperti biasa malam itu tempat yang biasa kami nongkrong tak begitu ramai dengan anak-anak padahal malam itu adalah malam minggu.

Meski pun tak seramai biasa saya dengan hanya beberapa teman tetap saja asik seperti biasa meski hanya di temani musik lagu dari telepon genggam ini dan beberapa batang rokok dan minuman gelas dingin.

Malam sudah nenunjukan pukul sebelas malam di tempat kami nongkrong kini tersisa hanya tiga orang anak remaja yakni Arton dan Ongki serta saya.

Tak tau kenapa saat saya sudah mau pulang ada dua cewek berboncengan dengan satu motor dengan segalah happynya mereka santai saja menghampiri kami saat itu.

Aku pun ikut ramah dengan kehadiran mereka hingga aku memberanikan diri kenlan lebih dekat pada salah satu wanita yang ada saat itu.

Pertemian itu brujung dengan tali silaturahmi yang tak pernah putus hingga saat wanita itu menutuskan untuk pergi kembali ke kota tempat dirinya mengadu nasip.

Tidak terbiasa menjalani hubungan jarak jau aku pun dengan polos tidak mau menjalani hubungan seperti itu hingga hubungan ku kali ini ku lanjutkan pada seorang temanya datang nenghampiri kami malam itu bersamanya.
Nah dari sinilah awal certa sebenarnya.

Tak segan hari pertama aku tau nomor teleponnya aku pun memberanikan diri menelponya dan memimtanya untuk kencan pada malam hari..
Malam pertama. Saat itu malam tanggal 12 Januari 2012, baru jalan sekali kami pun jadian.

Singkat memang singkat, hanya dengan jalan makan angin di atas motor kami pun jadian, tepatnya 30 menit hampir aku nengantar dia ke rumahnya..
Nama wanita kali ini Dian atau Median tapi orang disekelilingnya paling akrab memanggilnya Medi, mirip kaki yah paggilaln akrapnya.

Tapi itu tak masalah karena cewek kali ini memang aga sedikit tomboy..
Hubungan itu terus berjalan dengan baik pada bulan pertama hingga suatu saat hubungan kami sampai ke telinga Ibu.

"Pokoknya kamu ngga boleh pacaran sama perempuan Biduan itu," kata ibu dengan nada yang keras.
Karena ingin menenangkan ibu supaya tidak besar amarahnya aku menawab seakan meyakinkan ibu aku akan menurutinya.

"Iya bu, aku ngga pacaran lagi sama cewek yang ibu maksud tadi," jawabku dengan sedikit nada yang cuek.

Dengan rasa tak bersalah sedikitpun aku tetap menjalani hubungan yang tak direstui ibu hanya karena Medi sudah pernah gagal sekali menikah dan dibuahi satu orang anak perempuan.

Kabar tak hubungan kami tak di restui tak pernah sampai di telinga Medi karena aku menjaga akses kami begitu rahasia di depan ibu.
Hari demi hari kami lewati layaknya seorang pasang kekasih sampai-sampai pergi kami liburan brsama.

Hubungan kami itu sebenarnya bukan hanya ibu yang tidak merestui namun hampir semua teman sebayaku yang telah memberi peringatan mungkin karena mereka melihat Medi dari sisi lain yakni dia adalah Janda satu anak di tanba lagi seorang biduan.


Hal tersebut yang menjadi titik dasar mengapa mereka melarangku melanjutkan hubungan itu.

Tanpa banyak pikir kami santai saja menjalani hubungan ini meski Medi telah banyak menyucurkan air mata akibat kata-kata pahit dari orang di sekitarku yang tak merestui hubungan kami ditamba lagi ibu sampai tak berfikir mengekuarkan kata-kata.

Meski pun hampir semua orang seperti itu bahkan ibu tapi aku yakin mereka serperti itu karena mereka amat menyayangi aku.

Sebenarnya hubungan kami itu biasa saja hanya saja mereka yang terlalu ikut campur dengan hubungan pacaranku. Pikirku saat itu dengan yakin.
Suatu hari medi kembali menagis dipundak ku hanya karena ibu kembali berhasil mendapat nomor telepon Medi dari telepon gengamku. Ibu mengambilnya saat aku sedang mandi.


"Ibu kamu barusan telpon aku Ten, beliau membentak saya, sepertinya kita harus sudahi hubungan ini Ten, aku sudah ngga kuat lagi jalani hubungan ini. Capek aku Ten, ngaa sanggup lagi kalo Ibu kamu terus seperti itu," kata Medi sambil sesekali menyucurkan air mata di pundak ku.

"Iya kamu yang sabar, nanti lama-lama ibu bakalan luluh kok, aku yakin itu, kamu pokoknya jangan menyerah aku akan selaluh ada untuk kamu," kataku menguatkan Medi.


Kejadian hari itu tak mengurungkan niat kami untuk melajutkan hubungan terlarang itu.

Hingga suatu saat Medi mungkin mulsi jenu dengan hubungan kami hingga satu minggu berturut-turut saat hendak ku minta bertemu dirinya tidak seperti bisa dirinya malah banyak dengan alasan manggung hadiri acara pernikahan.
Sudah mau satu minggu lebih kami tak kunjung bertemu sampai saat tidak sengaja adik kandung medi sendiri mengabari akau kalo dirinya sudah lanjut sama cowo lain.

Terus terang saja. kabar tersebut sangat membuatku amat sangat frutasi hingga membuat amarahku tak terkontrol.

"Halo, Medi di mana kau,?" Tanyta ku pada medi lewat telepon.
Saat itu tepat pada puku 02:22


"Ini aku udah mau pulang ke rumah, kenapa Ten?," jawab Medi.
Karena jalan pulang medi pasti melewati kampung kami jadi apa salahnya jika Medi ku tahan sebentar tuk mejelaskan kenapa dia jalan ama cowok lain tusuk aku dari belakang.
Bersambung….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alasan Pria Menangis Karena Wanita

Ini Dia Budaya Unik “Padungku” di Poso

Kabupaten tertua di Sulaewesi Tengah