Suara Tangisan Bayi Yang Malang
SULAWESI
HEBAT - Hari ini tanggal 23 Juli 2016, Pukul 22:00, dan sekarang saya tidak
lagi di kos tapi di rumah salah satu teman saya jau di pelosok kota Palu yakni
di Kabupaten Sigi Desa Bangga Kecamatan Dolo.
Perjalanannya
pun cukup memakan tenaga saya untuk tiba di tempat ini, bagaimana tidak
perjalan yang saya rasakan kali ini sekitar dua jam di perjalanan di tamba lagi
hujan lebat yang mengguyuri sepanjang perjalanan.
Meski tiba
dengan selamat di tempat tujuan namun saya masih merasa tidak bersukur dengan
perjalanan ini, padalnya setiba di rumah teman saya, saya sempat bersungut-
sungut ingin pulang karena saya kurang bersukur dengan apa yg sudah saya terima
sepanjang perjalanan.
Singkat
cerita.
Setelah berganti pakaian saya pun lanung di jamu istri teman saya dengan kopi hangat dan tiga toples kue kering sisa dari hari raya lebaran yang konon kata teman saya kue tersebut datang langsung dari ibu kota Negara yakni Jakarta.
Setelah berganti pakaian saya pun lanung di jamu istri teman saya dengan kopi hangat dan tiga toples kue kering sisa dari hari raya lebaran yang konon kata teman saya kue tersebut datang langsung dari ibu kota Negara yakni Jakarta.
Pukul
22:00, Malam makin larut saya dan teman saya sepertinya sudah banyak bercerita
pengalaman kami masing- masing saat menjalani pokok pekerjaan kami sehari-hari
yaitu meliput kegiatan pemerintah setempat. Kalau teman saya kepala biro cabang
Kabupaten Donggala saya diposkan di Pemerintah kota Palu.
Saya pun
pamit pada teman saya untuk segera pergi istirahat pada kamar tamu yang telah
ia siapkan untuk saya.
Seperti
biasa saat sebelum tidur di kos di Palu, saya akan membisakan diri saya
berimajinasi siapa saya nanti di sepuluh tahun mendatang dan bagaimana cara
yang tepat untuk sebuah impian tersebut agar segera tercapai.
Memang
hanya pengantar tidur itu pun hanya beberapa menit saja kok, kalau saya sudah
mengantuk saya tidak akan memaksakan imajinasi saya melayang terus dan terus
melayang melainkan saya akan sempatkan berdoa sebelum tidur.
Hingga
saya terbangun pada pukul 02 : 18 dini hari, itupun terbangun karena tidak di
sengaja pasalnya anak teman saya yang usianya masi satu bulan yang tepat berada
di samping kamar tamu tempat saya tidur. Menangis hingga nembangukan saya.
Suara
tangisan itu awalnya membuat saya amat terganggu tapi semenjak saya lebih
berpikir untuk bijak saya malah bersukur dengan suasana tersebut yang
membangunkan saya pada subuh dini hari.
Suara
tangisan itu mengingatkan saya pada sosok siapa saya di masa lalu saat saya
masih kecil seperti bayi itu.
Hingga
sekarang saya adalah mungkin anak yang belum berguna bagi ibu saya, jika teman
saya dan istrinya yang berusaha menenangkan anaknya menangis dengan segala cara
hingga anak mereka berhenti menagis.
Bagaimana
dengan ibu saya saat itu, jika menenangkan saya menagis dengan seorang diri
tanpa ada ayah saya di sampingnya, setelah dewasa ini saya terus merenung jika
terpikir kembali akan siapa saya dimasa lalau.
Jujur saja
saya terlahir karena hubungan ayah saya dan ibu di luar nikah hingga tak
pilihan bagi ibu untuk melahirkan saya sama seperti keluarga yang utuh
lainnya..
Meskipun
demikian saya masih tidak berkecil hati, karena kelahiran saya di bumi ini,
meskipun dengan latar belakang seperti itu, namun saya tetap merasa berharga
dimata Tuhan.
Kini saya
mengerti mengapa Tuhan membawa saya kemari, hingga terucap kalimat demi kalimat
yag sudah anda baca dari awal hingga ini.
"Bayi
kecil jangan kau menangis"
Bayi kecil
tak bedosa jangan kau menangis...
Ayahmu tak
ada di sini...
Hanya bunda sendiri tengankan jika kau menangis...
Bayi
mungil yang lucu tertawalah kau selalu biarkan ibu bangga dengan kau berada di
sini...
Meski kau
terlahir tidak seperti yang lain tetap kau yang dihati bunda selalu sejati...
Anak kecil
yang manis besar harap bunda kau kan dewasa menjadi sandaran bunda saat tua
nanti...
Jangan kau
kuatir bunda bisa menjadi ibu sekaligus ayah untuk mu...
Meski
terdengar aneh bunda siap jalani dan membesarkan mu hingga kau dewasa nanti...
Anak ku
Stenlly yang ku sayangi maafkan bunda tak bisa membuatmu merasakan bagaimana
kasih seorang ayah...
Oleh
Stenlly...
"Ujian
iman tidak akan pernah membahayakan anda selama cobaan itu Tuhan yang
mengijinkannya terjadi"
Mama : Eva Surhati Ladee...
Mama : Eva Surhati Ladee...
#TEN94
Komentar
Posting Komentar