Langsung ke konten utama

Serapan Dana Desa Sulteng 70 Persen

o   Lemahnya sumber daya manusia pengelola
o   Akibatnya penyaluran dana desa pun tersendat
o   Perlu pembinaan kepada para aparat desa dalam mengelola ADD
o   Agar pemanfaatan dana desa berjalan dengan baik
o   Filosofi adanya dana desa untuk membangun kesenjangan di desa.

Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola didampingi Prof Bahrullah dan Rektor Untad pada seminar keuangan negara dan pengendalian dana desa, di aula Media Centre Universitas Tadulako Palu, Selasa.FOTO: ISTIMEWA

SULTENG POST- Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola mengatakan dari Rp500 miliar Alokasi Dana Desa se Sulteng tahun 2015, rata-rata serapan masih pada angka 70 persen.

"Masalah ini disebabkan lemahnya sumber daya manusia pengelola, maupun pelaksana dana desa di lapangan sehingga tersendat," ungkapnya dalam seminar keuangan negara dan pengendalian dana desa, di aula Media Centre Universitas Tadulako Palu, Selasa.

Menurut Gubernur, hal itu dikarenakan dana yang keluar di triwulan I tidak bisa dipertanggungjawabkan oleh pengelola. Sehingga untuk pencairan di triwulan II sudah tidak dapat dilakukan lagi.

"Perlu pembinaan kepada aparat desa dalam pengelolaan ADD, supaya penggunaan dan pemanfaatan dana desa dapat berjalan dengan baik," ujarnya.

Secara normatif gubernur mendeskripsikan aliran dana desa yaitu dana yang bersumber dari APBN, diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui APBD Kabupaten/Kota. Digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat.

Bagi Gubernur, filosofi dana desa untuk mengatasi kesenjangan pembangunan di wilayah desa, sebagaimana tertuang dalam program Nawacita yaitu membangun Indonesia dari desa.

Sementara itu, Prof Bahrullah mengatakan peran BPK untuk mendorong terwujudnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan negara.

"BPK hanya mendorong, jadi salah kalau ada pemikiran BPK cari-cari kesalahan," ungkapnya.

Gubernur Sulteng hadir sebagai narasumber dengan materi pengendalian dana desa, bersama dua narasumber lainnya yakni Bahrullah Akbar Anggota VI Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Nata Irwan, Dirjen Pemerintahan Desa Kementrian Dalam Negeri.

Seminar tersebut dilaksanakan oleh BPK bekerjasama dengan Universitas Tadulako. Sebagai moderator, Ahmad Jajuli, Staf Ahli BPK. Dengan peserta Bupati se Sulteng, kepala inspektorat, Kepala BPKKAD, dan Civitas Untad.ANT

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Alasan Pria Menangis Karena Wanita

Selamat Datang untuk membanca dan untuk tahu SULAWESI HEBAT - Bagi pria, meneteskan air mata adalah hal yang tabu untuk dilakukan.  Apalagi jika sampai menangis di depan seorang wanita, sungguh akan sangat memalukan. Walaupun, pria juga bisa bersedih, tetapi tak akan pernah diperlihatkan pada siapapun juga kalau dia sedang menangis.  1. Sangat Cinta Alasan pria menangisi wanita yang pertama adalah karena dia memang sangat mencintai wanita/kekasihnya itu. Saking tak bisanya di ungkapkan dengan kata-kata, pria bisa meneteskan air matanya saat berada tepat di depan sang wanita. Ini jelas, jika cintanya itu sangat besar. Dan wanita itupun akan sangat beruntung jika mempunyai pasangan seperti dia. Menagis lebai alah Laki Humoris 2. Kerinduan Mendalam Atas sebab memendam kerinduan mendalam, pria juga akan menangisi wanita. Biasanya, hal ini dialami oleh mereka yang berhubungan LDR. Rasa rindunya yang sekian lama tak berjumpa, rasa kange...

Ini Dia Budaya Unik “Padungku” di Poso

SULWESI HEBAT - Sudah bukan hal baru lagi, padungku menjadi salah satu tradisi tahunan di wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tegah. Berakar dari budaya dan agama tua orang Poso Suku Pamona yang kemudian dimaknai secara turun temurun.    Selanjutnya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari seluruh masyarakat di wilayah Kabupaten Poso tanpa memandang latar belakang suku dan agama. Walau harus diakui bahwa dewasa ini padungku selalu berwajah ganda. Di satu sisi ia memberdayakan, bahwa hidup ini adalah bersyukur kepada Tuhan. Selain itu, padungku selalu menjadi momen yang dinanti oleh semua masyrakat Poso untuk menunjukan rasa sukur pada Sang Khalik, hal ini bersal dari budaya petani sawah saat menunjukan rasa sukur atas hasil panen mereka. Dengan meyediakan berbagai jenis makanan, seperti berbagai olahan nasi dengan cara penyajian yang masih amat kental dengan tradisonal bahkan demikian pula dengan cara memasak lauknya rata-rata semuanya mengunakan bumbu khas...

Kabupaten tertua di Sulaewesi Tengah

Kabupaten Poso merupakan kabupaten tertua dan terbesar yang berada di Pulau Sulawesi, membentang dari arah Tenggara ke Barat Daya dan melebar dari arah Barat ke Timur. Berdasarkan letak Astronomi-nya, Kabupaten Poso terletak antara 0 06 56” – 3 37” 41” Lintang Selatan dan 123” 05” 25” – 123” 06” 17” Bujur Timur sebagai berikut: Sebelah Utara: Berbatasan dengan Teluk Tomini dan Propinsi Gorontalo dan Sulawesi Utara. Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kabupaten Morowali dan Propinsi Sulawesi Selatan. Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kabupaten Tojo Una-Una dan perairan Teluk Tolo. Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kabupaten Donggala. Dilihat dari posisinya, bagian pesisir pantai Kabupaten Poso sebagian besar terletak di Perairan Teluk Tolo. Sedangkan kawasan lainnya pada umumnya terletak di kawasan hutan, lembah, dan pegunungan. Luas wilayah daratan Kabupaten Poso ± 14.433,76 Km yang terbagi dalam 18 wilayah kecamatan. Kota P...