I Am A Journalist
SULAWESI HEBAT - Sesaat
sebelum aku tidur malam itu, kusempatkan diriku berdoa pada sang pencipta
memohon perlidungan buat keluargaku dan diriku untuk bisa diijinkan Tuhan
kembali menghirup sejuknya udara pagi di esok harinya.
Rasa letih seharian
terasa memiliki nikmat tersendiri saat tubuh ini kembali membaringkan ditempat
tidur yang sederhana ini, rasa nyaman dan ucapan sukur selalu terhembus dari
benah, atas yang telah dilewati diri ini selama seharian penuh.
Hudup sebagai anak muda
yang memiliki tanggung jawab untuk masa depan dikemudian hari, selalu
kukerjakan demi menghilangkan rasa kuatir untuk hidup diduapuluh tahun
mendatang, prinsip memprioritaskan kesibukan dari pada bersantai dimasa muda
sudah dari dulu sejak aku masih duduk di bangku sekolah menengah atas, hal
tersebut kuterapkan di keseharianku.
Setiap pagi menjelang,
persiapan demi persiapan kusertakan di aktifitasku dipagi hari, secangkir teh
menemani dengan pandangan fokus pada acara news pagi di televisi, hidup seorang
diri memang agak sunyi, disetiap pagi saat dirumah kos, hanya peralatan
fasilitas eletronik yang menemani seakan menjadi teman tuk berimajinasi.
Menerima pesan singkat
lewat telephone genggam ini, hampir terjadi di setiap pagi, sering kali berisi
pesan untuk sasaran liputan hari ini. Saat keluar beranjak meninggalkan kos,
dimensi baru segera ku masuki, yakni berjumpa kembali dengan para teman wartwan
yang di tugaskan meliput di bagian pemerintahan di kota ini.
Menjajakan kaki ke
kantor satu dan ke kantor Satuan Kerja Perangkat Daerah yang lain, sesuai isi
pesan singkat yang telah kubaca tadi pagi, tugas sebagai pekerja Pers sudah
cukup lama kujalani, mengelilingi kota yang cukup besar ini, kegiatan rutin di
setiap hari, demi penyajian berita yang akan di kosumsi masyrakat luas satu
provinsi setiap pagi.
Resiko dari pekerjaan
yang kugeluti setiap hari ini, cukup membebani tapi dengan dukungan motifasi
dari rekan yang seprofesi cukup mengobati, tak kala canda tawa sering pulah
kami nikmati saat berkumpul di warung kopi, sehingga masalah bisa dicarikan
jalan keluar secara bersama, pada kumpulan satu profesi ini pribadi yang
terbuka, rasa toleransi, dan kebersamaan selalu di perioritaskan walau pada
kenyataanya tiap pribadi bekerja di tiap perusahaan yang berbeda.
Seusai meliput, akau
kembali beranjak di kantor untuk segera menyelesaiakn berita hasil wawancara
hari ini, mencari enggel yang menarik, menghasilakn berita yang berimbang walau
sedikit mengkritik, adalah konsep yang selalu jadi tuntutan sebagai jurnalis.
Kembali seperti biasa,
bertemu dengan semua teman sekantor, diwarnai dengan Susana sedikit santai
walau masing-masing, berusaha agar tidak keburu deadline, diselingi bertukar
informasi, seakan memberi kabar tentang berita yang jadi ternding topic hari ini.
Pendapat demi pendapat
juga bakan selalu ramai saat salah satu dari kariawan yang mengeluarkan suara
tentang beban hidup pribadi, sambil menulis, setiap saran ataupun pendapat
bergam, walau lebih banyak yang mejadikan lelucon.
Berengakat dari
kehidupan setiap hari, belajar dari setiap episode demi episode dimensi hidup
yang dijalani, terkadang aku sadar kalau hidup harus sebagian prinsip berangkat
dari pendapat positif orang lain baik itu dari kawan maupun dari siapa saja
yang berpebdapat tentang kepribadian ku.
Di usiaku yang masih
terbilang muda rasa ego, rasa ingin menang sendiri bisa saja sering terlintas
tanpa aku sadari, namun dengan berkaca dengan pendapat sahabat maupun kerabat
bisa dijadikan antisipasi, mengawali setiap langkah dengan berhati-hati.
Berita yang di kejar
hari ini telah selesai tertulis dan segera menuju tahap penyajian berikutnya,
hingga berubah dalam bentuk Koran pagi yang siap di edarkan di satu provinsi.
Saatnya untuk pulang kembali ke rumah kos untuk beristrahat.(***)
Oleh stenlly Ladee
Komentar
Posting Komentar