Ketua Lembaga Adat
Kelurahan Poboya Azis Lamureke (tengah) diapit Kapolres Palu Basya Radya Nanda
dan Dandim 1306 Donggala, I Gede Masa, saat menunjukkan lokasi garapan PT
Mahakam, Kamis 10 Maret 2016.
SULAWESI HEBAT - Inspeksi mendadak (Sidak) yang digelar tim investigasi Pemkot Palu di lokasi pertambangan Poboya Kamis 10 Maret berhasil mengungkap sejumlah hal. Selain ilegal, terungkap bahwa salahsatu perusahaan yang menggarap ditempat itu di 'back up' oleh kerabat Gubernur Sulteng.
Pengakuan itu keluar dari mulut Ketua Lembaga Adat Kelurahan Poboya, Azis Lamureke. Kepada Ketua Tim Investigasi, Sigit Purnomo Said yang didampingi Kapolres Palu Basya Radya Nanda serta Dandim 1306 Donggala I Gede Masa, Azis menyebutkan bahwa adik Gubernur Sulteng, bernama Pendi Djanggola memfasilitasi satu perusahaan yaitu PT Mahakam.
"Sebenarnya terus terang saja pak, adik Pak Longki, Pendi Djanggola adalah koordinator lapangan untuk PT Mahakam. Dia yang kelolah disini,"beber Azis.
PT Mahakam ungkap Azis, adalah satu dari empat perusahaan asing yang difasilitasi lembaga adat untuk menggarap lahan dengan menggunakan peralatan berat seperti eskapator.
Sebelum eksploitasi, PT Mahakam sebelumnya juga telah memberikan kontribusi kepada lembaga adat hingga puluhan juta. Dana kata Azis digunakan untuk pembangunan kantor lembaga adat serta bantuan sosial kemasyarakat bagi warga sekitar pertambangan.
"Jadi semua perusahaan yang ada disini itu bayar sewa lahan dan kontribusi kepada lembaga adat. Selain itu Warga juga mendapat persen dari setiap retase (sistem perhitungan kandungan emas) yang diambil perusahaan,"ungkap Azis.
Sedikitnya, terdapat 14 perusahaan yang secara ilegal menggarap di lokasi tambang yang notabene adalah kawasan taman hutan rakyat (Tahura) tersebut. Anehnya, semua perusahaan itu hanya mendapat izin dari lembaga adat dan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) setempat.
Azis pun mengakui semua perusahaan itu membayar sewa lahan kepada pemilik tanah adat.
"Kami tidak sangkal, ada uang yang mereka berikan. Tapi semuanya kami pakai untuk kepentingan bersama masyarakat. Seperti bangun lapangan, bantu pembangunan masjid dan lain-lain," kata Azis , polos.
Siapa Pendi Djanggola? Azis tidak merincinya. Namun berulang kali dia menyebutkan bahwa Pendi Djanggola adalah adik Gubernur Sulteng, Longki Djanggola.
"Iya, adiknya pak Longki,"kata Azis.
Sigit alias Pasha, berjanji akan mengoordinasikan pengakuan itu kepada gubernur. Informasi tersebut menurutnya belum tentu benar. Namun begitu, secara pribadi Pasha mendukung jika penambangan ilegal di Poboya harus ditutup.
"Kalau saya pribadi itu harus ditutup. Mengenai pengakuan pak Azis, itu kita harus koordinasikan dulu,"kata Pasha menjawab pertanyaan wartawan.
Kapolres Palu yang juga mendengar langsung pengakuan itu tidak mau mengambil kesimpulan untuk membenarkan.
"Kita harus klarifikasi dulu. Bisa jadi dia (ketua adat) ngawur karena tadi sudah merasa terpojok,"kata Kapolres.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, Pendi Djanggola bukan adik kandung Gubernur Longki melainkan hanya kerabat. Pendi adalah adik kandung dari Anggota DPRD Palu, Idiljan Djanggola dari Partai Demokrat.
"Bukan adiknya Pak Longki itu. Keluarga juga barangkali sudah jauh,"kata seorang sumber di kantor walikota.
SULAWESI HEBAT - Inspeksi mendadak (Sidak) yang digelar tim investigasi Pemkot Palu di lokasi pertambangan Poboya Kamis 10 Maret berhasil mengungkap sejumlah hal. Selain ilegal, terungkap bahwa salahsatu perusahaan yang menggarap ditempat itu di 'back up' oleh kerabat Gubernur Sulteng.
Pengakuan itu keluar dari mulut Ketua Lembaga Adat Kelurahan Poboya, Azis Lamureke. Kepada Ketua Tim Investigasi, Sigit Purnomo Said yang didampingi Kapolres Palu Basya Radya Nanda serta Dandim 1306 Donggala I Gede Masa, Azis menyebutkan bahwa adik Gubernur Sulteng, bernama Pendi Djanggola memfasilitasi satu perusahaan yaitu PT Mahakam.
"Sebenarnya terus terang saja pak, adik Pak Longki, Pendi Djanggola adalah koordinator lapangan untuk PT Mahakam. Dia yang kelolah disini,"beber Azis.
PT Mahakam ungkap Azis, adalah satu dari empat perusahaan asing yang difasilitasi lembaga adat untuk menggarap lahan dengan menggunakan peralatan berat seperti eskapator.
Sebelum eksploitasi, PT Mahakam sebelumnya juga telah memberikan kontribusi kepada lembaga adat hingga puluhan juta. Dana kata Azis digunakan untuk pembangunan kantor lembaga adat serta bantuan sosial kemasyarakat bagi warga sekitar pertambangan.
"Jadi semua perusahaan yang ada disini itu bayar sewa lahan dan kontribusi kepada lembaga adat. Selain itu Warga juga mendapat persen dari setiap retase (sistem perhitungan kandungan emas) yang diambil perusahaan,"ungkap Azis.
Sedikitnya, terdapat 14 perusahaan yang secara ilegal menggarap di lokasi tambang yang notabene adalah kawasan taman hutan rakyat (Tahura) tersebut. Anehnya, semua perusahaan itu hanya mendapat izin dari lembaga adat dan lembaga pemberdayaan masyarakat (LPM) setempat.
Azis pun mengakui semua perusahaan itu membayar sewa lahan kepada pemilik tanah adat.
"Kami tidak sangkal, ada uang yang mereka berikan. Tapi semuanya kami pakai untuk kepentingan bersama masyarakat. Seperti bangun lapangan, bantu pembangunan masjid dan lain-lain," kata Azis , polos.
Siapa Pendi Djanggola? Azis tidak merincinya. Namun berulang kali dia menyebutkan bahwa Pendi Djanggola adalah adik Gubernur Sulteng, Longki Djanggola.
"Iya, adiknya pak Longki,"kata Azis.
Sigit alias Pasha, berjanji akan mengoordinasikan pengakuan itu kepada gubernur. Informasi tersebut menurutnya belum tentu benar. Namun begitu, secara pribadi Pasha mendukung jika penambangan ilegal di Poboya harus ditutup.
"Kalau saya pribadi itu harus ditutup. Mengenai pengakuan pak Azis, itu kita harus koordinasikan dulu,"kata Pasha menjawab pertanyaan wartawan.
Kapolres Palu yang juga mendengar langsung pengakuan itu tidak mau mengambil kesimpulan untuk membenarkan.
"Kita harus klarifikasi dulu. Bisa jadi dia (ketua adat) ngawur karena tadi sudah merasa terpojok,"kata Kapolres.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, Pendi Djanggola bukan adik kandung Gubernur Longki melainkan hanya kerabat. Pendi adalah adik kandung dari Anggota DPRD Palu, Idiljan Djanggola dari Partai Demokrat.
"Bukan adiknya Pak Longki itu. Keluarga juga barangkali sudah jauh,"kata seorang sumber di kantor walikota.
Komentar
Posting Komentar